Posted on 31 December 2015 | Categories: Headline, Trend 2016

Makanan Lokal dan Sehat Jadi Pilihan

 

Masakan Nusantara dan bahan-bahan makanan alternatif yang menyehatkan masih menjadi pilihan lidah masyarakat Indonesia.

Menurut Stefu Santoso, Presiden dari Association of Culinary Professional, tren makanan di Indonesia masih bertahan pada menjamurnya bisnis makanan khas Indonesia. Tren ini diprediksi akan bertahan cukup lama karena bermuara kepada semangat untuk memperkenalkan Indonesia ke mata dunia.

“Makanan Indonesia yang digemari sendiri bukan hanya makanan Indonesia yang sudah populer. Masyarakat juga akan lebih menggali kekayaan kuliner Indonesia secara lebih dalam,” kata Stefu.

Jika selama ini kita akrab dengan agen pariwisata yang menawarkan paket perjalanan dengan objek wisata yang indah sebagai daya tarik utamanya, di tahun 2016 agen pariwisata yang menawarkan paket perjalanan dengan daya tarik kekayaan kuliner di berbagai wilayah Indonesia akan semakin dilirik.

 “Wilayah yang dieksplor juga wilayah-wilayah pelosok daerah yang sebenarnya bukan area turistik,  misalnya tempat-tempat wisata kuliner di Banjarmasin dan Cirebon. Toraja juga menarik sebagai destinasi kuliner Indonesia karena sudah lebih dulu terkenal dengan kopinya yang enak,” kata Stefu.

Sementara itu, makanan Indonesia yang sudah lebih dahulu terkenal justru akan dimanfaatkan oleh pelaku industri. Gaya hidup masyarakat perkotaan yang serba cepat menjadi peluang bisnis hidangan Indonesia instan dalam bentuk makanan beku.

“Makanan Indonesia biasanya membutuhkan waktu yang lama untuk dimasak, sementara waktu kita terbatas. Di sini, makanan beku juga akan diminati oleh orang-orang yang sibuk agar lebih menghemat waktu mereka,” kata Stefu.

Selain kuliner lokal, pecinta kuliner di Indonesia juga akan beralih ke makanan sehat. Walaupun begitu, Executive Chef dari Amuz Gourmet Restaurant ini menganggap bahwa tren makanan sehat akan lebih banyak menyebar di kalangan tertentu yang sudah teredukasi tentang pentingnya mengkonsumsi makanan yang menyehatkan.

“Alasan lain tren ini terkesan menyebar hanya di kalangan tertentu bisa jadi timbul karena makanan sehat identik dengan makanan organik. Makanan organik sendiri harganya cenderung lebih mahal daripada yang tidak sehingga peminatnya datang dari orang dengan kelas sosial yang beda lagi,” jelas Stefu.

Padahal, makanan sehat tidak melulu soal makanan bersertifikat organik. Untuk protein hewani seperti ikan laut misalnya, banyak yang tidak diternakkan dan hidup di habitatnya sendiri.

 “Masalah sehat atau tidaknya makanan tidak sepenuhnya tergantung kepada makanan organiknya. Cara memasak makanan tersebut lebih penting,” kata Stefu .

Daging-dagingan dan ikan, misalnya, dapat dimasak dengan cara yang meminimalisir penggunaan minyak yang berlebihan serta proses memasak yang dapat memicu timbulnya penyakit seperti memanggang hingga gosong yang dapat menimbulkan zat karsinogen. Bagi penikmat makanan sehat, cara masak yang akan lebih digemari adalah dengan cara steam dan sup.

“Tren makanan sehat ini sebenarnya juga sudah dimulai dari tahun lalu, namun akan tetap tinggi minatnya di tahun 2016. Memang peminatnya dari kalangan tertentu, namun akan lebih banyak orang yang sadar bahwa makanan sehat tidak selalu mahal,” kata Stefu. 

Di sisi lain, pelaku gaya hidup sehat yang sudah lama menerapkan diet yang baik untuk tubuh juga akan semakin mempelajari makanan-makanan jenis terbaru. Raw food atau makanan mentah diyakini menjadi bagian dari tren gaya hidup sehat yang semakin berkembang di tahun 2016.

“Akan tetapi, lagi-lagi peminatnya adalah kalangan tertentu,” tutup Stefu.


Teks: Dina Vionetta
Gambar: 123rf.com

Tags: masakan indonesia, masakan rumahan, comfort food, makanan tradisional, kuliner indonesia, makanan sehat, makanan organik. raw food, wisata kuliner, ma